searching and add knowledge!

Dec 7, 2010

Menatap yang kurang beruntung dari jendela buku


salah satu warna kehidupan di sekitar kita...

SURVEI

Judul              :     Totto-chan’s Childrens

Pengarang    :     Tetsuko Kuroyanagi

Tebal              :     +  2 cm

Ukuran buku      :     20 x 13.5 cm

Penerbit         :     Gramedia Pustaka Utama

Harga             :     Rp. 50.000.-

 

RINGKASAN

 

                        Tetsuko Kuroyanagi, seorang aktris ternama di jepang ini lahir di Tokyo, dan pernah menjabat sebagai duta kemanusiaan UNICEF. Beliau sering melakukan perjalanan kemanusiaan ke Negara-negara yang terkena perang. Kisah perjalanannya itu ia tuangkan dalam sebentuk buku. Totto-chan’s childrens ini merupakan sekuel dari buku pertamanya, yang berjudul Totto-chan’s. Ia yang hidup semasa berlangsungnya perang dunia II mengalami masa kecil yang tak mengenakkan, tetapi membuatnya menjadi seorang yang tegar. Tetsuko kuroyanagi kemudian diangkat menjadi duta kemanusiaan UNICEF, badan dari organisasi dunia PBB. Dari sanalah perjalanan kemanusiaannya dimulai.

 

  1. Tanzania

                        Tetsuko melihat kelaparan yang sangat amat dari keluarga seorang anak lelai bernama Rogati. Anak itu berumur 6 tahun yang bahkan hampir tak dapat berdiri dan hanya merangkak tanpa pakaian diatas lantai tanah yang dingin. Kondisi para ibu yang juga kelaparan tak dapat memproduksi asi bagi anak mereka. Rumah sakit di Tanzania-pun terdengar hening.normalnya, seorang anak akan menangis saat sakit, tapi berbeda disana. Mereka terlalu kelaparan hingga tak dapat menangis. Saat dalam perjalanan, tetsuko bertemu dengan seorang gadis kecil baik hati yang menawarkannya air mencuci tangan yang berlumpur, air berharga itu harus didapat sejauh 4.8 kilometer,itu apabila sumur yang terdekat.Disana, seorang bernama Dr.Shangli memiliki rencana untuk membangun pengairan bagi warga yang kemudian dipublikasikan oleh tetsuko hingga mendapat donasi sekitar 1.3 juta yen dari penduduk Jepang dan bantuan dari UNICEF.

  1. Nigeria

                        Nigeria, Negara yang berarti sungai besar diantara sungai besar lainnya pada tahun 1985 itu mengalami kekeringan, masa saat kunjungan Tetsuko. Gurun sahara yang setitik bertambah luas 14 kilometer pertahunnya yang saat itu sudah mencapai Tanout. Dalam perjalanan melintasi gurun, mereka menemukan seekor sapi milik suku nomad yang mati. Tak ada jalan lain selain meninggalkan sapi tersebut. Di Nigeria, tetsuko ikut menanam pohon bersama warga yang menanam 40.000 pohon, dan yang mereka butuhkan adalah hujan. Tapi, tak lama setelah mereka menanam pohon,hujan turun sedikit untuk pertama kalinya dalam tahun itu,membuat tetsuko dikenal sebagai duta kemanusiaan hujan.

  1. India

                        Di India, tetsuko mengunjungi rumah sakit, yang kebanyakan anak-anak menderita tetanus yang menyebabkan tubuh mereka kejang. Anak-anak disana bertubuh kurus dengan tulang menonjol. Dari yang ia amati, yang dibutuhkan anak-anak adalah vaksinasi, yang tidak dapat diberikannya. Vaksin hanya dapat disimpan dalam lemari es, dan tidak adanya listrik saat itu membuat mereka tak dapat memberikan vaksin.

  1. Mozambik

                        Sebelum 1987,Mozambik memang Negara yang menjadi tujuan wisatawan. Tapi sekarang kondisinya berbeda, Negara tersebut dirusak oleh tentara gerilya yang diutus oleh Afrika Selatan, satu-satunya Negara didunia yang memberlakukan sistem apartheid. Wanita disana biasa dipaksa melayani para tentara gerilya, dan melahirkan bayi tentara tersebut. Tetsuko juga mengunjungi pembangkit listrik terbesar di Afrika yang terletak di Mozambik. Turbinnya terus berputar tanpa mengalirkan listrik kemana-mana, karena jalur listriknya di 600 lokasi telah dihancurkan oleh tentara gerilya.

  1. Kamboja dan Vietnam

                        Hanoi pada tahun itu baru memulai rekonstruksinya akibat perang saudara yang panjang dan lepas dari rezim Pol-Pot. Di museum Tuol Sleng, Kamboja, mereka melihat 9000 tengkorak dijejerkan di halamannya. Di sana juga terdapat foto korban yang diambil sesaat sebelum dibunuh pada hari pembebasan mereka, dan alat penyiksaannya masih disimpan pada masa itu. Tetsuko berkunjung ke salah satu panti asuhan disana,dan bermain dengan anak-anak. Sekolah dasar di Vietnam diadakan pada malam hari, dengan penerangan seadanya. Hal itu dilakukan agar anak-anak dapat membantu orang tua mereka pada pagi harinya. Di Vietnam, ada sekolah bernama Nguyen Dinh Chien School, sekolah bagi tuna netra. Saat disana, tetsuko bertemu seorang anak yang terlahir tanpa mata akibat radiasi radioaktif.

  1. Angola

                        Warga Angola telah berperang selama kurang lebih 30 tahun, dalam memperjuangkan kemerdekaannya maupun dari perang saudara. Anak-anak di Angola masa itu harus ke sekolah dengan pakaian seadanya, dan membawa bangku masing-masing. Di sana, para pejuang hanya memiliki tangan atau kaki sebelah, diakibatkan ledakan ranjau darat. Anak-anak disana kebanyakan juga memiliki tangan sebelah. Tangan anak-anak dipotong oleh tentara gerilya.

  1. Bangladesh

                        Kunjungan Tetsuko ke Bangladesh dilakukan pada tahun 1990, saat dimana Bangladesh mendapat julukan Negara termiskin. Berbeda dari Negara lainnya, Negara ini tidak menderita kekeringan maupun kelaparan. Curah hujan yang tinggi dan alur sungai yang kompleks membawa salju cair dari Himalaya dan menyebabkan tiap kali banjir,sepertiga Negara terendam. Masa itu, wanita didiskriminasi dalam masyarakat. Wanita diremehkan, dan tak ada satu bank-pun yang meminjamkan wanita modal untuk usaha, tapi itu sebelum bank Grameen muncul. Di sana, 40% masyarakatnya hidup diantara gunungan sampah yang bau dan memproduksi gas metan. Sekolah di sana disebut sebagai sekolah pathakali, yang dilangsungkan sehari 2 jam, dan disesuaikan dengan kondisi pekerjaan anak-anak.

  1. Irak

                        Kondisi Irak setelah perang itu sedikit berbeda dengan Tokyo setelah perang dunia II, saat tetsuko berjalan lurus,Baghdad terlihat biasa saja dengan kerusakan ringan, tapi jika menengadahkan kepala keatas, dapat dilihat rumah-rumah tidak memiliki atap lagi. Pembangkit listrik di sana tak lagi berfungsi hingga menyebabkan tersumbatnya salurang pembuangan dan kotoran masuk kerumah warga. Kasus anak-anak di Irak juga sama, kekurangan gizi dan terserang penyakit akibat tak adanya vaksinasi. Salah satu hal keji yang dilihat oleh tetsuko dalam tayangan televisi saat di Tokyo, orang dewasa menggunakan anak-anak sebagai pendeteksi ranjau.

  1. Etiopia

                        Etiopia tahun 1992 bukanlah sebuah pemandangan yang indah dengan kekeringan yang melanda dan warga yang kelaparan. Anak-anak disana rata-ratanya berambut tipis dan gampang rontok, salah satu ciri kekurangan gizi. Bahkan ada anak yang kurus sekali dan berjalan dengan segenap tenaga yang dimilikinya. Salah satu sungai besar di Etiopia yang kering kerap kali digunakan untuk langsung menyebrang, selama air bah yang melimpah belum menuju sungai itu. Saat itu, tetsuko tengah berada di samping sungai itu, melihat salah satu penyebab banyak meninggalnya masyarakat Etiopia.

  1. Sudan

                        Wilayah selatan Sudan-lah yang paling membutuhkan bantuan, anak-anak maupun orang dewasa masuk ke sungai yang setinggi pinggang dan meminum airnya yang berwarna kecokelatan. Walaupun tak higienis, mau tak mau mereka harus meminum air tersebut,karena tidak ada sumber air lainnya.

  1. Rwanda

                        Keadaan di Rwanda sedikit berbeda dengan Negara lain. Korban tidak dibunuh oleh tentara gerilya, melainkan dibunuh oleh orang-orang terdekat mereka. Bayi-bayi di sana dirawat oleh anak kecil lainnya, bayi tersebut tumbuh dari anak kecil. Bahkan anak-anak dijadikan tentara, melakukan pekerjaan tentara yang tidak ringan.

  1. Haiti

                        Di Haiti, anak-anak jalanan tidur bertumpukan saat malam hari di tempat yang agak terang, yang mungkin tujuannya agar aman. Yang memilukan, tetsuko bertemu dengan Nicole, gadis berumur 12 tahun yang bekerja sebagai pelacur. Profesi itu dijalankan kebanyakan anak-anak demi memberi makan keluarga masing-masing. Di rumah sakit di Haiti, incubator yang ada tidak setimbang dengan angka kelahiran, yang menyebabkan para bayi lahir dalam kesia-siaan.

  1. Bosnia-Herzegovina

                        Suasana Bosnia tidak jauh berbeda dengan suasana di Negara lainnya. Tetsuko bertemu dengan seorang anak yang menderita cacat mental, yang entah sampai kapan anak itu baru sembuh.


No comments:

Post a Comment