searching and add knowledge!

Sep 25, 2012

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

 

Judul      : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membeci Angin
Penulis   : Tere-Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2010
Ukuran  : 13.5 x 20 cm
Tebal     : 256 halaman

Sudah beberapa bulan buku-buku karya penulis bernama Darwis Tere Liye banyak berjejer di rak-rak toko buku yang saya kunjungi. Penulis yang sebelumnya berprofesi wartawan ini telah menerbitkan beberapa novel seperti Burlian, Sunset bersama Rosie, dan lain sebagainya ini menuliskan salah satu novel romansa yang tak kalah indah dengan karya lainnya, yakni Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

Bernama pena Tere-Liye membuat saya yang merupakan pembaca karya-karyanya mengira beliau adalah seorang perempuan yang lugas dalam menuliskan ragam kisah cinta. Cukup kaget yang saya rasakan saat tahu bahwa penulis yang sulit dicari informasi dirinya ini adalah seorang pria. Karya beliau yang saya baca kali ini adalah novel berkover hijau-cokelat.


"Sekarang, ketika aku tahu dia bloeh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya."
Dengan sepenggal paragraf sinopsis tersebut, saya sukses menyukai buku tersebut dan mulai membacanya. Novel ini mengisahkan Tania, gadis kecil kucel dengan suara polosnya menyanyi di jalanan hingga angkutan umum dengan Dede - adik lelakinya - demi membantu penghidupan keluarganya di rumah kardus bersama sang ibu.
Adalah suatu hari ia dan Dede pulang dengan bus malam. Separuh hasil mengamen sesiangannya untuk obat ibu kandas di tangan preman jalanan yang mencekik Dede. Di perjalanan keduanya dalam bus, gadis kecil itu tak sengaja melukai kaki mungilnya yang kehitaman. Itulah malam saat roda dunianya berputar kembali.

Pria berumur dua puluhan yang Dede panggil dengan sebutan Oom itu adalah malaikat bagi keluarga kecil mereka. Pertemuan kedua mereka terjadi di malam selanjutnya, saat Oom malaikat mereka menghadiahkan masing-masing sepasang sepatu bersih mengkilap yang kontras dengan pakaian kusam di badan. Dari situlah Danar Danar - si Oom malaikat berkenalan dengan ibu Tania dan Dede, dan membantu peningkatan kondisi finansial keluarganya mulai dari bersekolahnya kembali Tania dan Dede, modal usaha kue ibunya hingga kehidupan mereka mulai berkecukupan.
Kedatangan kak Retna yang merupakan pacar Oom malaikat menimbulkan gejolak cemburu dalam diri Tania kecil yang tak ia mengerti hingga dewasa kelak.

Tania kecil berjanji pada dirinya sendiri, malaikat keluarganya akan menjadi orang yang ia hormati setelah ibu. Dan ia menepati janji itu setelah ibunya meninggalkan kehidupannya di dunia. Tania yang beranjak remaja dan dewasa melanjutkan Sekolah Menengah Pertamanya di Singapura bermodalkan dukungan malaikat mereka dan beasiswa ASEAN. Kecemerlangan Tania di bidang akademis kian bersinar dengan kecantikannya seiring beranjak dewasa. Bersama dengan pembelajarannya di negeri tetangga itu, ia membawa segumpal cinta yang telah dibawanya selama bertahun-tahun, mengulumnya pahit hingga malaikatnya dan kak Retna mengunjunginya di hari kelulusan. Mereka akan menikah.

Tere Liye yang khas tulisannya dengan bau sastra menceritakan kisah cinta yang sederhana dengan cara yang tidak sederhana. Sebagai pembaca seakan dibawa merasakan pedih manisnya benih-benih harapan dalam cinta, menunjukkan bahwa tak selamanya roda hidup kita akan berhenti di bawah. Intiplah cerita antara Daun dan Angin, dan anda akan dibawa berkeliling oleh Tere Liye dari Jakarta hingga Singapura dalam larutan bumbu-bumbu hidup.

No comments:

Post a Comment